Sabtu, 28 November 2015

Mr.KIA (Know It All)



Title                :  Mr.KIA (Know It All)
Cast                :
1)    Lee Jong Hyun
2)   Juniel
3)   Kang Min Hyuk
4)   Park  bu yong
5)   Choi jong hoon
Genre               : school , romance, family.
Soundtrack    :
Ø  Angel – CNBLUE
Ø  Irony – CNBLUE
Ø  I Think I’m In Love - JUNIEL
Ø  Heavenly days – yui aragaki

place               :
Ø  osaka 
Ø  seoul
story by         : hamano kumiko (@hana_maedi )

~selamat membaca~
Kertas putih yang kini penuh dengan goresan angka tak beratur berhambur di seluruh permukaan meja belajar.
Plukk.. suara remasan kertas masuk pada tempat sampah. Damn.. kenapa gue gak pernah connect..?  gerutunya pada diri sendiri.  Juniel-ah... gumamnya.
“oppa.. ada yang mencari mu...” seru sang adik.
“ne.. “ ujar jong hyun seraya melepaskan earphon-nya. Dia berjalan gontai menuju seseorang yang telah menunggunya di ambang pintu. Yeoja?  Batin jonghyun.

“kau mencari ku?”  yeoja itupun membalikan badannya. Kau.. mengapa kau kembali...?   ahk tidak.. tidak mungkin..  ini hanya halusinasi ku saja di musim panas.. fhuuhh.. batin jonghyun.

“apa kau masih mengingat ku..?” ucap si gadis cantik berambut pirang itu. Jonghyun menatapnya lekat. Bukan,  ini hanya stress ku yang terlalu berat.. orang ini pasti si penjaga roti.. batinnya mengeluh.

“anniyo..” jawab jonghyun dengan suara tinggi. Figur seseorang yang ada di hadapannya pun seolah terkena sihir. Wajah yeoja yang dia lihat melainkan sosok penjual roti yang berada tidak jauh dari kediamannya.

“yakk..! apa kau gila hah? Ini roti yang kau pesan jauh jauh hari” ucap penjual roti dengan sedikit geram. Dia pun meninggalkan jonghyun yang kini masih terhanyut dalam lamunannya.

“oppa.. apa kau baik baik saja?” tanya sang adik yang muncul dari balik punggungnya.
“yeah oppa baik-baik saja.. sudah sana kembali main.. teman mu pasti menunggu..”di balas dengan anggukan yang terlihat cute untuk bocah berusia 5tahun itu.

“juniel apakah kita akan menjadi teman untuk selamanya..?” tanya jonghyun kecil.
“tentu, aku dan kau itu seperti kue ulang tahun.. tidak lengkap jika tidak ada salah satunya..” di akhiri dengan senyuman.

“tidak, aku tidak mau kita seperti kue ulang tahun.. karena lilin hanya akan meleleh.. sedangkan kuenya di makan..” sembari cemberut.

“jadi..?”

“seperti rumah pohon ini” ujar jonghyun sumringah. Juniel hanya mengerutkan keningnya bertandakan tidak mengerti.
“sudahlah lupakan, kau selalu saja seperti itu..” ucap jonghyun berbarengan dengan kim ha joo teman adiknya.  Pandangannya kini benar-benar kacau. Masa lalunya yang selalu singgah. Masa lalu yang amat menyedihkan.

***

Upacara pembukaan pun di mulai. Jonghyun yang berada di kelas C pun menghampiri teman-temannya. Kali ini akan baik-baik saja.. batin jonghyun.
Sekolah baru yang ia jalani kali ini adalah sekolah ke8 selama SMA nya. Kali ini rekor terbaru diberikan oleh ayahnya karena jonghyun mampu bertahan lebih dari 2 bulan.  Umur jonghyun yang sudah menginjak 19 th masih terlihat cute. Ya jonghyun meninggalkan sekolah SMP nya selama satu tahun alhasil dia harus mengulang.

Jam belajarpun di mulai. Jonghyun yang kini berada di pinggiran lapang basket merasa bosan, dia hanya bisa menonton teman-temannya yang berlari kesana kemari sembari menggiring bola. Nukan karena berpenyakit melainkan karena dia tidak membawa baju olahraga.

“guru saya izin ke ruang kesehatan” ujar jonghyun.

“apa kau bisa sendiri?” jawab sang guru.

“ya..” jonghyun pun melangkahkan kakinya menuju ruang kesehatan.
*enaknya.. mau ke uks gak pake di introgasi dulu.. ^^ *

Kkllcc..

“kau sakit? “ tanya seseorang dari balik tirai.

“hmm.. sangat sakit..” jawab jonghyun langsung berbaring di ranjang kesehatan.

***

"annyeonghaseyo!! joneun choi jun hee  imnida. mohon kerja samanya. gamshahamnida." ucap choi jun hee seraya membungkukan badannya.

Jonghyun sedang asyik menulis bait-bait puisi tidak menggubris kedatangan anak baru yang sedang berkenalan itu. Fikirannya terhanyut dalam bait puisi yang ia buat [CNBLUE-IRONY]

Ggrreek.. suara seretan kursi terdengar jelas di ruang kelas C.
“bolehkah aku duduk di sini?” tanya anak baru itu kepada sang KM.

“tentu” di sertai senyuman maut khas KM kelas C , Kang Min Hyuk.

***
“apa kali ini kau akan pindah?” tanya minhyuk sedikit ragu.

“kau fikir aku bocah yang akan selalu maenghabiskan uang orang tua ku ha?” jawab jonghyun enteng.

”bagus.. ayo kita ke lab musik..”

“tidak, aku ada urusan. Bilang saja aku sakit.. atau bolos atau apalah terserah mu..” ujar jonghyun melangkah menjauh.

“yak.. kalau kau terus seperti itu kau akan tinggal kelas lagi jonghyun” teriak minhyuk.

Di tepi perempatan jonghyun mengeluarkan kue ulangtahun yang ia beli tempo hari. 18th terlihat jelas bentuk lilin yang menancap pada kue. Tanjoubi omedetoo.. juniel-chan  suki desu.. gumam jonghyun lirih. Dia meletakan kue di tepi rumah pohon kecil berwarna biru. Jonghyun pun melangkah jauh meninggalkan tempat itu.

“ajong.. kun..”

***

“yeoboseo..”

“....”

“hai, watashi.. ”

“.....”

“baiklah akan saya kerjakan” ujar jonghyun sembari menutup ponselnya.
Aarrrrggh..!!! teriak jonghyun penuh frustasi.

“ada apa sayang?” tanya eomma yang datang menghampiri jonghyun.

“anni... ” jonghyun menggeleng dan tersenyum.
“eomma.. apa kau percaya padaku..?” tanya jonghyun.

“jonghyun-ah..  eomma akan selalu percaya padamu..”

“aku diberi tugas oleh kepala sekolah untuk mengisi acara ulang tahun sekolah ke 100th sekolah... TAKUJI...” ujarnya rintih. Eomma yang terperangah mendengar ucapan anaknya itu hanya bisa bungkam.

“aku lelah..” ucap jonghyun manandakan ingin mangakhiri perbincangan ini.

“baiklah eomma akan masak makanan kesukaan mu.. sup..” eomma menutup pintu sembari tersenyum. Jonghyun-ah mianhae.. batin eomma.

***
[Flashback]

Jonghyun kecil yang duduk di rumah pohon berwarna biru sedang memainkan guitarnya, diiringi dengan suara lembut juniel.

How Awesome !
I Promise I’ll be with all of you
Even When a huge wave falls on us
I promise I’ll be with all of you
Even when the darkness falls on us

I’m so happy to sing with you
With music, we’re one. I’m proud of us
It doesn’t matter where I am, where I am
You Are with me always...

“juniel apakah kita akan menjadi teman untuk selamanya..?” tanya jonghyun.
“tentu, aku dan kau itu seperti kue ulang tahun.. tidak lngkap jika tidak ada salah satunya..” di akhiri dengan senyuman.

“tidak, aku tidak mau kita seperti kue ulang tahun.. karena lilin hanya akan meleleh.. sedangkan kuenya di makan..” sembari cemberut.

“jadi..?”

“seperti rumah pohon ini” ujar jonghyun sumringah. Juniel hanya mengerutkan keningnya bertandakan tidak mengerti.
“sudahlah lupakan, kau selalu saja seperti itu..” ucap jonghyun. Apa dia benar-benar tidak tahu kalau aku sedang membuat lelucon??  Batin jonghyun sedikit kesal.

“apa kau marah?”

“tidak.. ”

“iya kau marah..  jadi apa maksudnya?” tanya juniel.

“aku hanya sedang membuat lelucon....” wajah jonghyun langsung membelakangi juniel.

“haruskah aku tertawa?” tanya juniel polos. Tak ada jawaban dari jonghyun.

“juniel.. ayo kita sudah sedikit terlambat..” ujar ayahnya berteriak.

“hai...”
“jong.. apa kau marah? Gomenne.. aku akan lebih humoris nanti... ja..” pamit juniel.

“kau mau pergi kemana?”

“raishoooo....  ” jawab juniel memeletkan lidahnya. Ajong-kun suki desu... batin juniel.
Ia pun melangkah pergi meninggalkan rumah pohon itu.
Akankah lama?  Batin jonghyun.
***
“eomma, apa juniel tidak akan kembali lagi.. mengapa dia pergi begitu lama..?” tanya jonghyun berbarinng di pangkuan eommanya.

“mungkin ayah nya sibuk, jadi juniel tidak bisa pulang cepat..” jawab eomma.

“memang mereka pergi kemana?”

“kota tokyo.. ”

“tokyo? Bukankah paman bekerja di sana eomma? Jong ingin ke tokyo bertemu juniel..” tutur jonghyun sembari menghayal.

Ya tuhan bagaimana ini..?  batin eomma.
“jong-kun mungkin ini sudah saatnya kamu mengetahui ini..”

“hhmm..” jawab jonghyun sembari membaringkan tubuhnya di pangkuan eomma.

“juniel.. kecelakaan saat menuju tokyo.. dia wafat, ini sudah tahun ke 7 setelah kecelakaan, maaf eomma baru memberi tahu mu.”  ujar eomma memberanikan diri. Tak nampak balasan dari jonghyun

“nak..?” tanya eomma sembari melihat kearah jonghyun.

“aigo.. kau tidur?” ujar eomma dan menggendongnya ke kamar.

tidak aku tidak mendengar apapun...!! aku tidak mendengar itu.. juniel masih ada..!! dia berjanji akan selalu bersamaku..!! dia sedang berlibur dengan ayahnya di tokyo.. batin jonghyun yang berteriak.

Haripun berganti dengan cepat. Tubuh kecil yang bertumbuh besar. Wajah tampan yang semakin terlihat. Seoul.. apakah aku akan bail baik saja? Batin jonghyun yang berdiri manghadap gedung sekolah SMAnya kini.
[flashback the end]

***

“hati-hati ya.. nanti akan appa jemput” ujar seorang pria paruh baya sembari mencium kening anaknya.

“ne.. bye-bye..” melambaikan tangannya berulang-ulang. Gadis itupun memasuki gedung sekolahnya. Dia menuju kantor untuk mengetahiu kelas apa yang dia tempati.

“oh.. kau harus mengikuti upacara pembukaan nanti jam 7. Di sana kau akan tahu kau masuk kelas apa” ujar salah satu guru yang ia temui.

“baiklah” jawab gadis itu.
Dia pun berkeliling menyusuri lorong sekolah barunya itu. Pandangannya tertuju pada sebuah ruangan kecil di pojok gedung. Mengapa tidak ada namanya? Ruanng apa ini? Batin gadis itu. Dia pun memasuki ruangan yang ada dihadapannya.
“oh.. ruang kesehatan..” gumamnya.

~Ada telephon.. ada telephon..~

“mosi-mosi.. hai, watashi wa juniel desu...”

“....”

“baiklah akan saya kerjakan” jawabnya sedikit ragu. TAKUJI.. mengapa harus aku? Ajong... fhuhhh.. batinnya.

Tlok tlok tlok..

“ada yang datang? Bagaimana ini?” gumam juniel yang langsung menutupkan tirai ranjang.

Kkllcc...

“hari yang membosankan...” tutur seorang pria yang baru saja memasuki ruangan itu.


“kau sakit? “ tanya juniel dari balik tirai.

“hmm.. sangat sakit..” jawab pria itu singkat.

Mendengar keluhan si pria juniel merasa iba.. apa dia sedang dalam masalah? Batin juniel

“ahh.. buyong-ah disini..” teriak juniel memanggil temannya yang tempo hari di kenalnya.

“apa kau baik-baik saja?” tanya buyong seraya menggenggam tangan juniel.

“ne.. aku baik-baik saja. Tadi aku hanya ingin berkeliling dan masuk ke ruangan ini” tuturnya.

“kajja.. kita ke kantin”

“lho bukankah masih jam belajar?”

“ya.. kita kan jam olahraga.. kajja.. palli..” sambil menarik tangan juniel ke arah pintu.

Saat hendak keluar buyong melihat pria yang sedang berbaring di ranjang kesehatan.
“ya.. jonghyun-ah, apa kau sakit lagi?” tanya buyong.

“hooh..”

“ Mengapa kau sakit di setiap pelejaran olahraga?” tuturnya seraya menutup pintu.

“kajja juniel.. kamu mau makan apa? Hoo.. iya disini jarang ada omelet..” ujar buyong yang kini berjalan menuju kantin.

“tunggu.. dia bilang apa tadi? Juniel? Apa aku tidak salah dengar? ” gumamnya.
Tuhan... mengapa aku menjadi gila seperti ini... batin jonghyun.

Sesampainya di kantin mereka mengambil makanan kesukaan mereka masing-masing.
“’park  bu yong-ah apa kau mengenal pria itu?” tanya juniel yang menghadap buyong.

“oah... itu maksud mu.. itu KM kelas kita namanya Kang Min Hyuk..” jawab buyong yang salah tangkap.

“bukan-bukan maksudku yang di ruang kesehatan tadi”

“oh jonghyun maksud mu.. kenapa memang? Kau mengenalnya?”
Tak ada jawaban dari mulut juniel. Ia terdiam lama mengingat sesuatu yang janggal.

“juniel-chan..?” tanya buyong.

“ah iya,  hhmm..  buyong-ah bolehkah aku meminta sesuatu padamu..?”

“tentu.. apa memangnya.. asalkan aku di bolehkan main ke rumah mu..”

“hahha iya kau ini, aku ingin kau jangan memanggilku juniel  di sekolah.. panggil saja aku choi jun hee okey..?” tutur juniel.

“”mworago...?  apa terjadi sesuatu?”

“anni.. pokoknya jangan juniel..” jawabnya dengan mengedipkan sebelah matanya.

“ish.. aku hanya akan menyukai kakak mu...!” ujar buyong geli.

***
Di ruang kelas yang tengah sibuk akan kegiatan masing masing. Ada yang bercerita,  membaca,  dan... tidur. Masuklah sang wali kelas di iringi oleh seorang gadis cantik yang membuat seluruh isi kelas terkesima.

“kita kedatangan murid baru, dia pindahan dari SMA TAKUJI utara. Jepang. Jadi silahkan perkenalkan diri anda” tutur sang guru.

"annyeonghaseyo!! joneun choi jun hee imnida. mohon kerja samanya. gamshahamnida." ucap juniel seraya membungkukan badannya.

“coba lakukan dalam bahasa jepang.. ” ujar salah satu siswa. Meskipun tidak terlalu mengerti apa maksud pria tadi juniel hanya paham akan kata jepang.. mungkin aku harus melakukannya dalam bahasa jepang?  Batin juniel.

“hajimemashitte namae wa choi jun hii desu..” ujar juniel.
“shitsumon ga arimasu ka” Lanjutnya.

Ruang kelas menjadi ricuh karena beberapa siswa ada yang sibuk mencari kosa kata dalam bahasa jepang.

“jonghyun..” gumam juniel yang tidak menyangka akan satu kelas dengan orang yang dia cari selama ini.

“saya-saya..”
“saya-saya”

“sudah-sudah, baik jun hee kau ambil kursi itu dan silahkan cari tempat duduk yang nyaman untuk mu” ujar wali kelas.

“baik pak..” juniel pun berjalan mengambil kursinya dan meletakkannya di kursi sebelah jonghyun. namun jonghyun tidak terlalu memperhatikannya.
“bolehkah aku duduk di sini?” tanya juniel pada sang KM.

“tentu” di sertai senyuman maut khas KM kelas C , Kang Min Hyuk.

Juniel pun duduk di kursinya. Dia tak lepas memperhatikan teman masa kecilnya itu. Jonghyun.

“konnichiwa.. namae wa kang min hyuk desu..”

“eoh.. hajimemashitte..” jawab juniel sembari tersennyum.

Lonceng pun berbunyi menandakan waktu pulang.

“jun... eh jun hee.. kajja..” ajak buyong.

“ne.. kajja”

“jun hee-ssi apa kau mau masuk anggota musik kami?” tannya minhyuk berlari menghampiri juniel.

“ya.. jun hee akan masuk anggota manapun tidak ada hubungannya dengan mu!! Kajja jun... hee” ujar buyong sedikit kesal.

“mungkin.. bye..” jawab juniel yang ditarik paksa oleh buyong.

Wajah Min Hyuk yang ditekukpun menjadi ceria seketika. Bye.... jun hee..  batin min hyuk sembari cengar cengir.

“gigi noh gigi...” ujar jonghyun yang melintas di hadapan minhyuk.

“wae...!! heoh..? hyung sepertinya aku sedang kasmaran...” tutur min hyuk malu-malu.

“kesurupan iya...!! siapa, anak baru itu? Dalam hitungan 2hari dia pasti lebih menyukai ku..” ledek jonghyun.

Plukk..

“yaa..!! sakit..” jonghyun meringis memegangi kepalanya. Tapi minhyuk tak peduli. Dia malah memelototi jonghyun.

“ hyung..” ucap minhyuk sembari menyamai langkah jonghyun.

“hhmmm... mwo..?”

“apa kali ini kau akan pindah?” tanya minhyuk sedikit ragu.

“kau fikir aku bocah yang akan selalu maenghabiskan uang orang tua ku ha?” jawab jonghyun enteng.

”bagus.. ayo kita ke lab musik..”

“tidak, aku ada urusan. Bilang saja aku sakit.. atau bolos atau apalah terserah mu..” ujar jonghyun melangkah menjauh.

“yak.. kalau kau terus seperti itu kau akan tinggal kelas lagi jonghyun” teriak minhyuk.

***

cerpen sekolah



Hembusan Cinta
Karya Hana Maedi

fan dimana lo?” suara kiki dari seberang telepon.
gue di bukit biasa, belakang  R.S,” jawabku singkat dan mematikannya.
Seperti biasa aku selalu menghabiskan waktu istirahatku di bukit dekat tempat kerjaku, me-relax kan anggota tubuh dan fikiran ku. Ku hentikan langkah kaki ini, ketika melihat seorang gadis duduk di tempat yang selalu ku tempati. Wajahnya merah padam. Terlihat jelas bahwa dia sedang menangis. Aku mengingatnya, aku mengenalnya, dia persis seperti 6 tahun yang lalu. Duduk menyendiri dan menangis sambil menekukkan lututnya. Kuhampiri dia perlahan dan berdiri tepat di depannya. Matanya terperejap dan melihat ke arah ku.
Sedang sedih?” tanya ku sembari melangkah dan duduk tepat di sampingnya.
Tak ada jawaban yang keluar dari mulutnya. Aku mencoba berfikir realistis tentang apa yang terjadi padanya. Tapi hati ini terluka ketika melihatnya menangis.
ini adalah tempat favoritku, suasananya sangat bersahabat dengan ku. Apa kau juga merasakannya?” tanya ku.
 hhmm..” jawabnya yang sama sekali tak menoleh ke arah ku. Ku luruskan kakiku. Dan kutemukan kertas biru yang yang indah, sepertinya undangan. Hatiku semakin sakit ketika tahu bahwa dia menangisi hal yang tidak aku inginkan.
kamu mau nikah?” tanya ku sembari membuka lembaran kertas undangan pernikahannya.
Diana Putri & Aldi Rahayu P” lanjutku dengan sedikit sunggingan di bibirku. Aldi, ternyata mereka jadi juga.
tidak jadi, alias gagal.. dia di jodohkan oleh keluarganya atas dasar perusahaan. Ya menurut aku sih, zaman sekarang itu mustahil tentang perjodohan-perjodohan. Dan aku gak abis fikir, aldi diam aja dan seharusnya dia menolak perjodohannya! Karena dia sudah niat menikah dengan ku bulan besok. Bahkan undangan sudah tersebar. Tapi dia dengan santainya hanya mengucapkan kata maaf dan selamat tinggal,” tutur Diana yang tampak kesal. Tapi aku merasa senang akan penjelasan itu. Jahat.
hemmmm.. gitu, terus kamu nangisin apa?” tanya ku basa basi.
ya aku kesel, bayangin dong, kita udah 6 tahun pacaran bahkan aku sudah kenal dengan orang tuanya begitupun sebaliknya,” ujarnya geram.
cinta itu gak perlu dihitung berapa lama kamu pernah bersama dia, cinta itu memang tak selamanya akan berujung manis, dan cinta itu tak bisa kita prediksi. Orang yang bersama kita saat ini belum tentu jodoh dengan kita, mungkin dia hanya pelengkap jalan cerita kita untuk menemukan jodoh kita. Ketika cinta itu datang dia akan berkata ‘ya’ dialah cintamu. Jadi jika mengalami jatuh cinta simpanlah perasaan itu, karena jika benar dia, pasti dia pun akan merasakan hal yang sama,” ujarku dengan kata-kata  yang sebenarnya sedikit konyol, karena aku pun tidak tahu maknanya.
Diana tampak termangu setelah mendengarkan kalimat konyol ku itu. Tapi kubiarkan dia berfikir, mungkin dia sedang mencerna perkataanku, dan aku bisa menanyakan artinya nanti. Kulihat jam tanganku yang melekat erat di tangan kanan ku sudah menunjukan pukul 15:28. Aku memilih untuk mengakhirinya sebelum teman ku kiki melihatnya. Dengan penuh senyuman Kurogoh saku baju ku dan mengambil pulpen biru yang terselip.
 semoga sukses akan cerita cintamu Diana.. assalamua’laikum,” ujar ku ternyum dan bangkit.
ya, terimakasih, wa’alaikumsalam,” jawabnya membalas senyumanku. Aku pun melangkah pergi meninggalkan bukit ini. Namun sebuah suara yang membuatku terhenti.
hey.. tunggu, siapa nama-mu?”teriaknya. aku pun menyuruhnya untuk membuka undangan dekat sepatunya dengan isyarat sejadi-jadinya. Tapi dia terlitah tidakmengerti maksudku. Ponselku terus bergetar manandakan aku harus cepat kembali ke R.S akupun segera menuju tempat kerjaku, walau sebenarnya aku masih ingin berbincang dengannya. Entahlah dia akan tahu namaku atau tidak tapi kalau jodoh mungkin kita akan di pertemukan kembali.
Senja menuju petang, langit orange yang indah serta suara jangkrik yang bersautan. Ku lihat jam tanganku menunjukan pukul 17:45. Waktu yang sangat ku tunggu-tunggu. Weekend. Harinya aku beristirahat.
gak pulang fan?” tanya kiki yang merapihkan perlengkapannya.
nanti lagi deh, masih betah, mau tiduran dulu,
oh iya tadi lo bilang kemarin lo ketemu diana?” tanya kiki mendekat ke arah ku.
oooh iya.. tapi dia gak kenal sama gue..,” jawabku sedikit malu.
miris banget hidup lo, suka yang terpendam selama 7 tahun, tapi orang yang lo suka gak kenal sama lo? hahahhh” tawanya berbahagia.
ya, Allah itu adil ki, mungkin gue harus sabar sekarang, sabar itu buahnya indah kiki...,” jawabku menghibur diri.
lo udah sabar 7 tahun, terus manisnya kapan? Asal lo tahu ya yang manis itu gula...! ” ujar kiki dan ngibrit pergi. Dasar!!
magrib dulu woy!!!” teriak ku kepada kiki.
ntar di rumah aje,” jawabnya seperti anak kecil.
Akupun melangkah menuju masjid megah di samping R.S untuk menunaikan shalat magrib. Sesudah menjalankan shalat akupun menuju halte untuk pulang menuju rumah. Salju yang membuat suhu begitu dingin, mungkin seperti hatiku, mungkin.
alfan?” ujar gadis di sampinngku. Aku tidak mengenalnya, karena dia menggunakan syal yang menutupi separuh wajahnya.
ini aku diana” dia pun membuka syalnya.
oh aku kira siapa?” tawaku ringan. Tunggu, dia mengenalku?
kau mengenalku?” tanyaku sedikit kikuk. Diana hanya membalas dengan senyuman. Dia cantik.
oh iya aku lupa, aku kan yang menuliskan nama ku di unganganmu,
tidak, ternyata aku mengenalmu cukup lama. Kamu teman seangkatan ku kan saat di SMA?” tanya diana.
oh kau menyadarinya,” jawabku sedikit malu.
tadinya sih tidak, tapi saat membaca nama-mu di undangan, aku merasa tidak asing dengan nama-mu, jadi ku membaca buku harianku dan menemukan namamu di sana,
Aku termangu mendengarnya. Suara gadis ini, ingin selalu ku dengar.
ini, lihat aku masih menyimpannya” tutur diana menunjukan kalung berliontin kancing biru. Ah itu ungkapan cintaku saat kelulusan.
terimakasih sudah menyukaiku saat SMA, dan maaf aku tidak menyadarinya,” ujarnya sedikit merasa bersalah.
persaan ku padamu saat SMA, masih sama sampai saat ini gumamku, aku terbawa atmosfer yang membuat diriku menjadi seberani ini. Gadis di sampingku saat ini, aku sangat menyayanginya, diana...
-TAMAT-