Cinta itu sangat
menajubkan & dapat mengubah segalanya.
Dian, siswi kelas XII IPA3 yang sangat menggilai Dinan siswa
kelas XII IPA1 yang sangat cerdas dan tampan. Perempuan pendiam hidup ini
merubah kebiasaannya menjadi sosok yang ceria. Setelah mengenalnya ia menyadari
dalam hidup dengan mati bergerak lebih bermanfaat mati bergerak, walau keduanya
hampir sama. Keinginannya mengikuti segala kegiatan sang idola membuatnya
sangat bersemangat, walau itu adalah hal yang sangat ia benci. 3tahun telah ia
lewati dan sudah dua tahun terakhir ini ia telah mengenalnya. Dengan memaksa
diri mengikuti ekstrakulikuler Sastra Jepang, ia fikir itu cukup mudah
dijalani, tapi ternyata sangat berlainan, selalu tidak lulus tes maupun praktek
lainnya. Serta si dia yang ia puja tidak menyadari akan keberadaannya.
1)
Mungkin Bukan Dia
Hari ini adalah hari yang specialkarena ini adalah hari dimana
waktunya membeli buku disebuah roko pinggir sekolah, bukan karena rajin membaca
, Dian hanya ingin mengetahui lebih tentangnya Dian pun turun dari kamarnya
dengan pakaian yang sangat rapi disertai senyumannya yang sangat manis itu
menuju ke arah meja makan
“Ada apa bidadari
kecil mamah ini? Sepertinya sangat senang” tanya ibu Dian dengan senyuman
sembari menyiapkan makanan.
“Ah tidak
mah,Dian hanya senang saja”
“Ya sudah cepat
makan, Ayahmu sudah menunggu di luar
“Oh iya mah Dian
hampir lupa” dengan mengambil beberapa roti bakar yang berselai nanas itu “Aku
berangkat mah” sembari mencium ibunya.
“Iya ini bekal
mu, hati-hati makannya jangan tergesah-gesah nanti sakit!” teriaknya dengan
penuh khawatiran.
Dian pun memakai sepatunya sembari berlari kecil dengan mulut
yang di penuhi roti bakar yang di ambil tadi.
***
Sesampainya di mobil Dian merasa seperti
ada yang lupa untuk dia bawa ke sekolah, Dian pun berusaha untuk mengingatnya
namun ia tidak teringat.
“Akh ..... Apa
....!” kesalnya dengan nada rendah
“Apa dek?” tanya
ayah Dian yang mendengar keluhnya
“Tidak yah,
serasa ada yang kurang tapi apa ya” jawabnya dengan wajah pasrah.
“Topi, Dasi, atau
baju praktek mungkin?” tanya ayah dengan begitu perhatian.
“Kurasa tidak
yah” timbalnya sembari menggigit bibir bawahnya yang merah itu.
***
Sesampainya di
sekolah dengan waajah bingung Dian pun memasuki kelasnya saat melalui koridor
ia bertemu idolanya, Dinan, ia pun menjadi salah tingkah, dan untuk
menutupinya. Dian pun berjalan dengan menundukan kepalanya tak perduli apa yang
terjadi ia tak berfikir tentang apa yang akan terjadi ketika berjalan menunduk
yang pada akhirnya Dian menabrak seseorang yang sedang berjalan menuju keluar
(brakkkkk...)
bersambung~
nah apa yang akan terjadi hari ini di sekolah dian?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar